Minggu, 01 Desember 2013

JANGAN NAHAN BERSIN, BERBAHAYA !!

Sebaiknya jangan menahan bersin karena bisa berbahaya walaupun saat sedang terlibat perbincangan serius, pertemuan penting.

Beberapa orang mencoba menahan bersin dengan cara menekan hidung mereka sehingga keinginan untuk bersin menjadi hilang. Ternyata menahan bersin justru bisa menjadi masalah yang serius jika sering dilakukan.

Kecepatan bersin yang dimiliki manusia rata-rata adalah 161 km/jam, sehingga jika seseorang menahan untuk bersin maka tubuh harus menahan kecepatan tersebut secara tiba-tiba. Hal ini tentu saja akan memengaruhi fungsi tubuh dan menyebabkan kuman yang seharusnya dikeluarkan malah masuk kembali.

“Bersin merupakan kegiatan yang positif karena memiliki fungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut, dan tenggorokan) dan ini adalah hal yang baik, sedangkan menahan bersin justru berbahaya karena bisa menimbulkan beberapa risiko,” ujar Dr. Michael Roizen, kepala Wellness Officer Clevelend Clinics, seperti dikutip dari Doctoroz.com, Senin (8/3/2010).

Roizen mengungkapkan ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan jika seseorang menahan bersin yaitu:
1. Menyebabkan patah tulang di tulang rawan hidung
2. Mimisan
3. Pecah gendang telinga
4. Gangguan pendengaran
5. Vertigo
6. Retina yang terlepas atau mengalami emfisema.

Hal ini karena tubuh berusaha menahan kecepatan dari bersin yang tinggi. Cedera yang timbul umumnya memengaruhi struktur bagian dalam kepala.
Emfisema adalah suatu kondisi yang bisa menyerang anak-anak ataupun orang dewasa, kondisi ini sangat berbahaya dan berpotensi mematikan karena dapat membatasi pasokan udara. Tanda-tanda yang muncul biasanya wajah atau leher yang membengkak dan timbul rasa ketidaknyamanan.

“Untuk membantu seseorang agar mudah bersin bisa dengan cara melihat cahaya terang, hal ini dapat merangsang saraf optik yang melintasi jalur pusat bersin. Selain itu iritasi yang terjadi di saraf dekat pusat bersin juga bisa memicu seseorang untuk bersin,” tambahnya.
Saat seseorang bersin biasanya diikuti oleh keluarnya bakteri atau kuman dari dalam tubuh. Hal ini berguna untuk menjaga hidung agar tetap bersih, karenanya seringkali bersin terjadi secara berulang-ulang.

Jadi jangan pernah menahan bersin untuk menghindari beberapa risiko tersebut. Tapi jangan lupa untuk menutup mulut dan hidung dengan tangan, tisu, sapu tangan atau lekukan lengan saat bersin, agar bakteri dan kuman yang keluar tidak membahayakan orang lain.

Tips Menghilangkan Bau Kaki

Bau kaki? Oh, tidak. Ini tentu jadi masalah besar. Semua orang pasti tidak ingin memiliki masalah yang satu ini, selain mengganggu, bau kaki juga bisa menurunkan kepercayaan diri seseorang. Bau kaki biasanya disebabkan oleh kaki yang berkeringat sehingga menyebabkan bakteri dapat tumbuh dengan cepat, karena lingkungan yang lembab merupakan tempat yang optimal untuk pertumbuhan bakteri. Tubuh memiliki lebih dari 250.000 kelenjar keringat, sedangkan kaki termasuk bagian tubuh yang paling berkeringat. Dalam sehari, satu kaki dapat memproduksi lebih dari satu pint (sekitar 568 ml) keringat. Keringat itu sendiri sebenarnya merupakan campuran air dan garam, sehingga tidak memiliki bau tertentu.

Untuk menghindari bau kaki, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Salah satunya adalah menggunakan kaus kaki yang berbahan katun, karena bisa menyerap keringat dan membuat kaki bisa bernafas lebih baik. Jika Anda ingin membeli sepatu, belilah sepatu berkualitas yang bagus. Cari sepatu yang bagian dalamnya terbuat dari bahan alami, karena akan membuat kaki bisa bernapas lega dan lebih cepat menyerap keringat. Bahan sintesis akan membuat kaki mengeluarkan bau yang tidak enak karena kurangnya udara masuk. Selain memperhatikan pemilihan sepatu, Anda juga harus memastikan kaki selalu dalam keadaan bersih. Saat mandi, bersihkan kaki Anda dengan sikat kaki atau sikat kecil lainnya. Hal ini berguna untuk mengangkat sel kulit mati yang merupakan salah satu penyebab bau di kaki.

Berikut ini ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkannya:
1. Gunakan tawas. Campurkan satu sendok teh tawas dengan air sampai mencapai mata kaki, lalu rendam kaki selama 30 menit, setelah selesai bilas kaki dengan menggunakan air bersih. Ulangi setiap 4 hari sekali, dalam sebulan masalah bau kaki akan berkurang.

1. Gunakan sari cuka apel. Untuk mengontrol bau kaki, rendamlah kaki beberapa kali dalam seminggu dengan mencampurkan sari cuka apel dengan air hangat.

2. Baking soda. taburkan baking soda ke dalam sepatu untuk menyerap kelembaban dan juga bau yang ditimbulkan dalam sepatu.

3. Panaskan seperempat air dalam teko teh dengan lima sachet teh. Setelah airnya dingin rendam kaki dengan air teh tersebut selama 30 menit. Zat tannin yang terkandung dari teh akan bersifat sebagai astringent yang akan mencegah kaki berkeringat.

4. Konsumsi zink atau pastikan mengkonsumsi setidaknya 15 miligram multi vitamin. Zink akan membuat kulit lebih resistan terhadap bakteri yang menyebabkan bau kaki. Namun, jangan berlebihan dalam penggunaannya, tidak boleh lebih dari 15 miligram, karena kadar zink yang tinggi akan mengganggu penyerapan zat besi.

Kolesterol Mengancam Anak

Kadar kolesterol yang tidak selalu identik dengan orang-orang berusia pertengahan. Padahal, orang dari kelompok yang lebih muda, bahkan anak-anak juga bisa menderita kolesterol tinggi. The American Academy of Pediatrics belum lama ini mengeluarkan panduan terbaru mengenai tes kolesterol. Mereka menyatakan anak-anak yang kegemukan, menderita hipertensi, atau memiliki riwayat keluarga menderita penyakit jantung direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol sejak usia 2 tahun. Penelitian juga menunjukkan aterosklerosis, pengerasan pembuluh darah yang bisa memicu serangan jantung, bisa terjadi sejak anak berusia delapan tahun. Anak kecil yang terus kegemukan sampai mereka berusia 13 tahun, 80 persennya akan terbawa sampai tua. Lebih berbahaya lagi, apabila obesitas tersebut terjadi pada tubuh bagian perut. Alasannya, kelenjar lemak pada perut cepat sekali bergerak ke organ tubuh vital, seperti jantung, paru-paru, dan lever, yang mengakibatkan terjadinya penyempitan pada pembuluh darah. Selanjutnya, bisa berakibat pada kematian. Seperti halnya orang dewasa yang menderita kolesterol tinggi, anak-anak juga perlu menjalani diet rendah lemak dengan cara menghindari makanan tinggi lemak dan kolesterol.

Dr. Masumeh Abad, Penulis Buku 10 Jilid Dari Sperma Sampai Kelahiran

Oktober tahun 1980, menyusul agresi pasukan Baath Irak ke Iran, seorang gadis muda yang terhormat dan pejuang yang tulus berada dalam tawanan pasukan Irak di kota Abadan. Dia bernama Masumeh Abad yang lahir pada tahun 1962 di kota itu. Saat ditawan dia masih berusia 18 tahun dan termasuk salah satu dari tim relawan yang merawat para korban luka dalam perang ini. Lebih dari tiga tahun lamanya Masumeh berada dalam tahanan rezim Baath dan selama itu pula ia selalu mendambakan dapat kembali ke kampung halaman dan berkumpul lagi dengan keluarganya. Saat kembali ke tanah air, ia disambut dengan suka cita oleh seluruh rakyat Iran. Kini Masumeh Abad yang sudah berusia 50 tahun hidup bersama suami dan tiga putrinya. Meski sudah berusia setengah abad, namun semangatnya masih tak memudar. Ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Dalam perang yang dipaksakan rezim Baath Irak atas Iran, Masumeh kehilangan saudaranya yang gugur syahid. Setelah bebas dari tahanan, ia melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berkat kegigihannya, ia berhasil menyelesaikan pendidikan di fakultas kedokteran. Tahun 2011, Masumeh Abad meraih gelar doktor jurusan kandungan di universitas Shahid Beheshti. Banyak buku yang sudah ia tulis terutama tentang kesaksian dan pengalamannya di masa perang dan selama berada dalam tahanan rezim Saddam di Irak. Ia juga menulis beberapa buku di bidang kesehatan yang salah satunya membahas cara kerja anggota tubuh manusia yang ditulis dalam 10 jilid. Bukunya yang lain berjudul ‘Dari Sperma Sampai Kelahiran'. Di buku ini ia menjelaskan apa saja yang dibutuhkan ibu selama masa kehamilan. Dia saat ini menjalankan tugas mulia sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit. Dr Masumeh Abad mendapat anugerah bintang kehormatan karena pengorbanan dan ketabahannya menjalani masa-masa sulit sebagai tawanan rezim Baath di penjara al-Rashid, Abu Ghraib, dan Anbar antara tahun 1980-1984. Penghargaan juga diberikan atas prestasi dan kegiatan sosialnya, khususnya perannya sebagai tenaga pengajar di berbagai perguruan tinggi. Saat ini Dr.Abad dipercaya warga Tehran untuk menjadi anggota Dewan Kota sebagai ketua komisi kesehatan kota. Selain itu, ia juga menjabat ketua forum permusyawaratan wanita untuk kota-kota Besar dan ibukota provinsi. Masumeh Abad tengah mengupayakan pembentukan Fraksi Wanita di Dewan Kota. Menurutnya, masalah wanita memerlukan penanganan yang khusus. Menyinggung tentang jilbab yang tak bisa dipisahkan dari masalah perempuan, ia menuturkan, "Jika fraksi wanita bisa diaktifkan di Dewan Kota, fraksi ini bisa lebih fokus memberikan masukan yang lebih baik dalam masalah keamanan akhlak dan sosial di tengah masyarakat." Dr Masumeh Abad saat menceritakan masa perang dan penangkapan atas dirinya, mengatakan, "Di awal perang, aku ditunjuk mewakili pemerintah kota Abadan di bagian layanan sosial. Kondisi perang yang diwarnai dengan larinya sebagian warga dari kota Abadan menyisakan pemandangan yang menyedihkan. Banyak anak yang telantar tanpa ada yang mengurus mereka. Aku ditugaskan untuk mengambil anak-anak itu dan menyerahkan mereka ke panti asuhan di kota Shiraz. Sekembalinya dari Shiraz aku melihat pemandangan yang menakjubkan di sekitar kota. Sebelum itu aku tak pernah tahu bahwa kota Abadan berada dalam blokade dan kepungan tentara Baath Irak. Mendadak sebuah bom meledak di dekat kendaraan kami, dan kami terpaksa berhenti. Tiba-tiba muncul sekelompok tentara Irak dan merekapun menangkapku bersama seorang rekan perawat lainnya. Kami kemudian dibawa ke satu tempat dan di sana sudah ada banyak orang yang ditawan dengan cara yang sama. Mereka menemukan surat pengangkatanku oleh pemerintah kota. Surat itu itu dijadikan alasan untuk menelpon ke Baghdad. Mereka mengaku telah menangkap seorang jenderal perempuan dari Iran. Masalah inilah yang membuat mereka sensitif terhadapku." Para tawanan wanita itu berpikir bahwa penahanan tak akan berlangsung lama. Sebab mereka semua adalah perempuan dan warga sipil. Berdasarkan undang-undang internasional, mereka harus dibebaskan. Tapi dugaan itu keliru. Tentara Baath membawa dan menjebloskan mereka ke penjara-penjara yang menakutkan di Irak. Dua tahun lamanya, rezim Baath menyembunyikan identitas mereka dari Palang Merah Internasional. Masumeh Abad berkisah, "Setiap enam bulan sekali kami diberi kesempatan untuk berjemur di bawah matahari. Waktu yang diberikan sekitar 15 sampai 20 menit. Beberapa menit itu adalah saat yang paling indah selama dalam tahanan. Ketika dibawa ke sana, kami sengaja membuat keributan supaya suara kami didengar oleh para tahanan lainnya. Kami mengatakan bahwa sebagai wakil dari pemerintah, kami tak pernah meninggalkan rakyat. Kami bahkan ikut menjadi tawanan. Tentunya, tentara Irak memperlakukan kami dengan kasar dan berusaha membuat kami tutup mulut. Tapikami tak peduli dan tetap melakukan apa yang kami rencanakan. Kami menulis apa yang kami alami di pintu dan dinding sel tahanan. Mungkin saja mereka yang datang setelah kami akan membacanya." Salah satu tindakan ilegal yang dilakukan rezim Irak adalah memindahkan Masumeh dan rekan-rekannya ke penjara al-Rashid. Padahal, sebagai tawanan perang mereka seharusnya dibawa ke kamp para tawanan, sementara al-Rashid adalah penjara untuk para tahanan politik Irak. Berada di sana selama dua tahun, Masumeh bisa merasakan apa yang dialami para pejuang Irak lewat catatan dan tulisan pada dinding-dinding sel, termasuk nasib yang dialami Ayatullah Syahid Muhammad Baqir Sadr dan adik perempuannya Bintul Huda. Ada juga catatan seorang tawanan yang menceritakan bahwa besok sebelum matahari terbit dia akan dieksekusi oleh regu tembak. Sebagian menulis wasiat mereka di dinding penjara. Setelah dua tahun berada di penjara al-Rashid, Masumeh memutuskan untuk keluar dari penjara itu dengan cara apapun. Aksi mogok makan adalah pilihan terakhir. Bersama rekan-rekannya Masumeh mogok makan. Di hari-hari pertama, rezim Irak tidak mengambil serius aksi ini. Namun setelah berjalan 19 hari, dan Masumeh tak sadarkan diri karena keadaan fisiknya yang memburuk, rezim Baath membawanya ke rumah sakit. Setelah dirawat selama satu bulan, Masumeh dipindahkan ke kamp tawanan di Mosul. Masa penahanan di Mosul berlangsung selama hampir dua tahun. Bulan Februari tahun 1984, Masumeh bersama empat tawanan wanita Iran dibebaskan oleh rezim Baath dalam proses pertukaran tawanan. Mengenai kemajuan perempuan Iran pasca revolusi Islam, Dr.Abad mengatakan, "Sebelum revolusi, kaum wanita di Iran mengalami satu bentuk kemiskinan budaya yang disebabkan oleh kebijakan keliru yang mengesampingkan mereka dalam kegiatan sosial. Tapi setelah kemenangan revolusi dan tersebarnya pesan kebebasan dari Imam Khomeini ra yang menyebut kaum wanita sebagai lengan yang kokoh dan utama bagi revolusi, pandangan keliru tadi terkikis dari masyarakat. Dan, kaum perempuanpun berhasil menemukan tempat dan posisinya yang hakiki. Pemikiran Imam itu sampai sekarang tetap berjalan. Propaganda miring yang sengaja ditebar oleh musuh tak mampu melemahkan proses ini. Dapat dikatakan bahwa kemajuan saat ini yang dicapai oleh kaum perempuan kita di semua bidang kebudayaan tidak bisa dibandingkan dengan kondisi di masa lalu. Salah satu parameternya yang terbilang kecil adalah angka penerimaan mahasiswi di negara ini yang sangat mencolok." Berbicara tentang keluarga, Dr.Masumeh Abad menjelaskan, "Menurutku keluarga adalah tempat dimulainya kesuksesan individu dan sosial. Dalam kaitan ini, perempuan memainkan peran kunci. Tapi ini bukan berarti bahwa kepedulian kepada tugas dalam keluarga mencegah kaum perempuan dari tugas sosialnya. Kedua tugas dan fungsi itu mesti dijalankan dengan seimbang dan benar. Dan itulah yang diharapkan dari setiap wanita yang cerdas." Masumeh mengaku bahwa ia tak pernah mengalami kesulitan yang berarti dalam membagi tugas-tugasnya. Dalam hal ini, ia memuji dukungan keluarga khususnya suami kepada dirinya. Dia mengatakan, "Aku banyak dibantu oleh suamiku. Tanpa bantuannya aku tak akan pernah bisa melakukan tugas dengan baik. Karena itu, aku katakan bahwa semua ini tercapai berkat inayah Allah dan bantuan serta kerjasama suamiku." Saat ini, dua dari tiga putri Dr.Abad sedang menyelesaikan studi jenjang doktoral jurusan kedokteran. Mereka ingin menjadi seperti sang ibu yang sukses dan berguna bagi masyarakatnya.(IRIB Indonesia)
Diberdayakan oleh Blogger.

 

© 2013 Pusat Informasi Kesehatan Politik dan Teknologi. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top